Zakat Hasil Pertanian Wajib Dikeluarkan Jika Mencapai Nishab

Diposting pada

Zakat Hasil Pertanian Wajib Dikeluarkan Jika Mencapai Nishab –  Pembaca yang kami banggakan Semoha Allah Ta’ala merahmati kita semua, Aamiin. Pada halaman ini kami fiqih.co.id In Syaa Allah akan memberikan materi tentang Zakat Pertanian. Yakni zakat hasil pertanian yang akan kami sampaikan sesuai yang diterangkan dalm fiqih.

Daftar Isi

Zakat Hasil Pertanian Wajib Dikeluarkan Jika Mencapai Nishab

Dari hasil pertanian kita wajib mengeluarkan zakatnya jika hasil tersebut sudah mencapai batas nishab. Tapi yang pasti ada ketentuan perhitungannya, tidak asal dikeluarkan meski sudah sampai ukuran sama dengan nishabnya.

Dalam hal ini yakni hasil pertanian yang dimaksud ialah hasil dari tanaman yang dijadikan makanan pokok. Yang pasti kalau di Indonesia adalh Padi yang ditanam oleh para petani. Untuk lebi terangnya mari kit abaca selengkapnya uraian di bawah ini.

Zakat Hasil Pertanian

Hasil pertanian yang dikeluarkan zakatnya ini adalha hasil perrtanian dari makanan pokok. Pada umumnyu makana pokok kit di Indonesia ini ialah beras. Maka yang dimaksudkan zur’ atau pertanian di sini adalh padi, baik padi sawa mau0pun padi lading.

Namun demikian juga boleh jadi mereka makanan pokoknya dari jagung, maka hasil pertanian yang mesti dikeluarkan zakatnya adalh hasil dari pertanian jagung. Adpun beberapa makanan pokok di antaranya sebagaimana diterangkan dalam fiqih yang teks aslinnya sebagaiberikut;

Pengertian Zuru’ (Pertanian)

Tertulis dalam pan fiqih sebagai berikut;

(وَأَمَّا الزًّرُوْعُ) وَأَرَادَ الْمُصَنِفُ بِهَا الْمُقَتَاتَ مِنْ حِنْطَةٍ وَشَعِيْرٍ وَعَدَسٍ وَأَرَزٍ، وَكَذَا مَا يُقْتَاتُ اِخْتِيَاراً كَذُرَّةٍ وَحُمَصٍ (فَتَجِبُ الزَّكَاةُ فِيْهَا بِثَلَاثَةِ شَرَائِطَ أَنْ يَكُوْنَ مِمَّا يَزْرَعُهُ) أَيْ يَسْتَنْبِتُهُ (الْآَدَمِيُّوْنَ) فَإِنْ نَبَتَ بِنَفْسِهِ بِحَمْلِ مَاءٍ أَوْ هَوَاءٍ فَلَا زَكَاةَ فِيْهِ (وَأَنْ يَكُوْنَ قُوَّتاً مُدَخِّراً) وَسَبَقَ قَرِيْباً بَيَانُ الْمُقَتَاتِ، وَخَرَجَ بِالْقُوَّتِ مَا لَا يُقْتَاتُ مِنَ الْأَبْزَارِ نَحْوِ الْكَمُوْنِ (وَأَنْ يَكُوْنَ نِصَاباً وَهُوَ خَمْسَةُ أَوْسُقٍ لَا قَشْرَ عَلَيْهَا) وَفِيْ بَعْضِ النُّسْخِ أَنْ يَكُوْنَ خَمْسَةَ أَوْسُقٍ بِإِسْقَاطِ نِصَابٍ

Artinya; Adapun zuru’, maka wajib mengeluarkan zakatnya dengan tiga syarat. Yang dikehendaki oleh mushannif dengan zuru’ adalah bahan makanan pokok, yaitu seperti gandum putih, gandum merah, kedelai, dan beras, begitu juga bahan makanan pokok dalam keadaan normal seperti jagung dan kacang.

Maka wajib mengeluarkan zakat tanam-tanaman dengan tiga syarat;

3 Syarat Wajibnya Zakat Pertanian

Syarat tersebut yaitu;

  1. Hasil pertanian tersebut termasuk tanaman yang ditanam oleh anak Adam. Jika tumbuh dengan sendirinya sebab terbawa air atau angin, maka tidak wajib dikeluarkan zakatnya.
  2. Dari  hasil tersebut termasuk bahan makanan yang kuat disimpan. Baru saja telah dijelaskan pengertian “bahan makananan pokok”. Dengan bahasa “bahan makanan penguat badan”, mengecualikan hasil pertanian yang tidak dibuat bahan makanan penguat badan, yaitu berupa tanaman bumbu seperti tanaman al kammun (bumbu-bumbuan).
  3. Harus mencapai satu nishab, yaitu lima wasaq yang tidak berkulit. Di dalam sebagian keterangan menggunakan bahasa ”harus mencapai lima wasaq” dengan tidak menyertakan lafadz “nishab”.

Nishab Pertanian Dan Buah-Buahan

Hasil pertanian belum wajib dikeluarkan zakatnya jika belum memenuhi beberapa syart sebagaiman telah disebutkan di atas. Dan yang tidak kalah perlunya kita ketahui dulu ukuran nishabnya. Diterangkan dalm pan giqh seperti dalam fathul qorib sebagai berikut;

وَنِصَابُ الزُّرُوْعِ وَالثِّمَارِ خَمْسَةُ أَوْسُقٍ مِنَ الْوَسْقِ مَصْدَرٌ بِمَعْنَى الْجَمْعِ، لِأَنَّ الْوَسْقَ يَجْمَعُ الصِّيْعَانَ (وَهِيَ) أَيْ الْخَمْسَةُ أَوْسُقٍ  (أَلْفُ وَسِتُمِائَةِ رِطْلٍ بِالْعِرَاقِيِّ) وَفِيْ بَعْضِ النُّسْخِ بِالْبَغْدَادِيِّ (وَمَا زَادَ فَبِحِسَابِهِ) وَرِطْلُ بَغْدَادٍ عِنْدَ النَّوَوِيِّ مِائَةُ وَثَمَانِيَةُ وَعِشْرُوْنَ دِرْهَماً وَأَرْبَعَةُ أَسْبَاعِ دِرْهَمٍ

Adpun nishab hasil pertanian dan buah-buahan adalah lima wasaq.

Kata “Ausaq” adalah dari lafadz wasaq yang merupakan masdar yang bermakna mengumpulkan, karena sesungguhnya wasaq mengumpulkan beberapa sho’.

Lima wasaq adalah seribu enam ratus kati negara Iraq. Di dalam sebagian tulisan menggunakan bahasa “negara Bagdad”.

Dan untuk lebihan dari kadar tersebut disesuaikan dengan hitungannya.

Adpun Satu kati negara Baghdad, menurut imam an Nawawi, adalah seratus dua puluh dirham lebih empat sepertujuh dirham.

Ukuran wasaq

Barangkali kita ada yang belum seberapa mengerti berapa sih satu wasaq itu?. Dan kemudia berapa kg kah sebanyan lima wasaq itu?. Saudarku para pembaca yang kami kagumi, Sebatas yang kami dapat dari para guru mengenai ukuran nishabnya pertanian yakni makanan pokok atau lebih mudahnya kita sebut saja misalnya padi.

Umumnya mereka kalau sudah mencapai hasilnya 10 kwintal padi kering maka dikatakan sudah nishab dan wajib zakat.

Sedangkan dalam fiqih disebut 5 wasaq itu sudah wajib zakat. Pengertian 5 wasaq di sini adalah 5 wasaq yang sudah jadi beras. Maka kalau 10 kwintal itu jika digiling menjadi beras dapat apa tiadak 5 wasaq?.

Kami membaca dalam kitab at-Tadzhib halaman 98 sebagai berikut;

زَادَ اِبْنُ حِبَّانَ: وَالْوَسْقُ سِتُّوْنَ صَاعًا

Artinya ; Ibnu Hhibbab menambhkan bahwa satu wasaq itu sama dengan enam puluh sho’.

Sekarang kita kalikan pada ukura kg, Kalau 1 sho’ sama dengan2,4 kg, maka 60 x 2,4 kg = 144 kg. Kemudian kita kalikan 5 wasaq, berarti 144 kg kali 5 sama dengan 720 kg. Artinya jika hasil padinya sudah mencapai 720 kg beras maka wajib zakat.

Sekarang kalau kita kalikan 1 sho’nya 2,5 kg berati 60 kali 2,5 kg kali 5 sama dengan 750 kg beras.

Sedangka menurt yang disampaikan Doktor Mushthofa Dib Al-Bugho dalam kitabnya sebagai berikut;

وتساي الآن بالوزن ٧١٥ كيلو غراما تقريبا

Artinya; 5 wasaq itu kalau sekarang ini sama dengan timbangan 715 kg kurang lebihnya.

Alhasil hitungan wasaq dengan kg;

Dengan demikian mari kita cek;

  1. Kalau padi kering 1 kwintal kemudian digiling menjadi beras 72 kg, berarti 10 kwintal padi itu sudah nishab jika 1 sho’ sama dengan 2,4 kg.
  2. Atau kalau padi kering 1 kwintal kemudian digiling kemudia menjadi beras  mencapai 75 kg, berarti 10 kwintal padi itu sudah nishab jika 1 sho’ sama dengan 2,5 kg..
  3. Atau langsung saja pada yketerangan yang disampaiakan oleh Doktor Mushthofa Dib Al-Bugho yaitu 715 kg beras itu sudah nishab.

Nilai Zakat Pertanian Dan Buah-Buahan

Adapun nilai zakat pertanian sebagimana diterangkan dalam fiqih adalah sebagai berikut;

(وَفِيْهَا) أَيْ الزُّرُوْعِ وَالثِّمَارِ (إِنْ سُقِيَتْ بِمَاءِ السَّمَاءِ) وَهُوَ الْمَطَرُ وَنَحْوُهُ كَالثَّلْجِ (أَوْ السَّيْحِ) وَهُوَ الْمَاءُ الْجَارِي عَلَى الْأَرْضِ بِسَبَبِ سَدِّ النَّهْرِ، فَيَصْعُدُ الْمَاءُ عَلَى وَجْهِ اْلأَرْضِ فَيَسْقِيْهَا (الْعُشُرُ وَإِنْ سُقِيَتْ بِدَوْلَابٍ) بِضَمِّ الدَّالِ وَفَتْحِهَا مَا يُدِيْرُهُ الْحِيْوَانُ (أَوْ) سُقِيَتْ بِ (نَضْحٍ) مِنْ نَّهْرٍ أَوْ بِئْرٍ بِحِيْوَانٍ كَبَعِيْرٍ أَوْ بَقَرَةٍ (نِصْفُ الْعُشُرِ) وَفِيْمَا سُقِيَ بِمَاءِ السَّمَاءِ وَالدَّوْلَابِ مَثَلاً سَوَاءٌ ثَلَاثَةُ أَرْبَاعِ الْعُشُرِ

Di dalam hasil pertanian dan buah-buahan, wajib mengeluarkan zakat sepersepuluh dari jumlah keseluruhan, jika diairi dengan air langit, yaitu air hujan dan sesamanya seperti air salju, atau dengan air banjir, yaitu air yang mengalir di atas permukaan bumi sebab sungai penuh dan tidak muat sehingga air naik ke permukaan hingga mengairi tanaman tersebut.

Jika diairi dengan daulab, dengan terbaca dlammah dan fathah huruf dalnya, yaitu alat yang diputar-putar oleh binatang, atau diairi dengan menimba air dari sungai atau sumur dengan menggunakan binatang seperti onta atau sapi, maka wajib mengeluarkan zakat setengah sepersepuluh dari jumlah keseluruhan.

Dan di dalam hasil pertanian dan buah-buahan yang diairi dengan air hujan dan daulab semisal dengan kadar waktu yang sama, maka wajib mengeluarkan zakat tiga seperempat sepersepuluh dari jumlah keseluruhan.

Keterangan persentase zakat;

Dari uraian di atas menurut yang dapat kami fahami adalah sebagai berikut;

Jika tanaman padi tersebut itu ditanam di sawah tadah hujan tanpa memerlukan biaya lagui untuk mengairi air. Atau tanaman padi di ladang pada musim padi yang tidak membutuhkan biaya untuk menyiraminya. Maka zakatnya 10% dari hasil tanamannya.

Apabila tanaman padinya itu diari dengan menggunakan biaya seperti irigasi, menimba air atau membutuhkan tenaga dengan cara apapun demi tecukupnya kebutuhan tanaman tersebut, maka zakatanya hanya 5 % dari hasilnya.

Dan bila separonya diairi dengan tadah hujan sedangka yang separonya lagi dengan nagngsu, atau menimba air atau mengupahkan, maka zakatnya 75 % dari hasilnya.

Zakat Hasil Pertanian
Zakat Hasil Pertanian

Demikian uraian materi tentang; Zakat Hasil Pertanian Wajib Dikeluarkan Jika Mencapai Nishab – Mudah mudahan materi ini dapat meberikan manfaat dari inti uraian tersebut. Mohon Abaikan saja uraian kami ini, jika pembaca tidak sependapat.Terima kasih atas kunjungannya. Wallahu A’lamu bish-showab.