Pengertian Zakat Menurut Pan Fiqih Serta Dalil Kefarduannya

Diposting pada

Pengertian Zakat Menurut Pan Fiqih Serta Dalil Kefarduannya –  Pembaca yarham kumullah, Pada Lembaran ini fiqih.co.id akan memberikan materi tentang Pengertian Zakat yang akan kami sampaikan sesuai yang diterangkan dalm fiqih.

Daftar Isi

Pengertian Zakat Menurut Pan Fiqih Serta Dalil Kefarduannya

Zakat mempunyai arti “Bertambah” meneurut pengertian dari bahasa. Dan atau mempunyai arti “Murni, bersih” diambil dari kata “زكّى يزكّي تزكيّة”. Akan tetapi kalau menurt agama yang dimaksudkan adalah sebagaimana telah diterangkan dalam fiqih. Dan untuk lebih jelasnya mari kita baca saja uraia singkat ini dengan seksama.

Dalil Fardunya Zakat

Zakat adalah masuk rukun islam yang ke deua. Seorang muslim bisa dikatakan rusak keislamannya jika ia menolak dengan wajibnya zakat. Adapun di antara dalil tentang fardhunya zakat ialah sebagai berikut;

عَنِ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا: ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ و سَلَّمَ بَعَثَ مُعَاذًا رَضِيَ اللهُ عَنْهُ إِلَى اَلْيَمَنِ )  فَذَكَرَ اَلْحَدِيثَ, وَفِيهِ: ( أَنَّ اَللَّهَ قَدِ اِفْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً فِي أَمْوَالِهِمْ, تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ, فَتُرَدُّ فِ ي فُقَرَائِهِمْ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ, وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيّ

Artinya : Dari Ibnu Abbas rodiyallahu ‘anhuma. bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam mengutus Mu’adz ke negeri Yaman –ia meneruskan hadits itu– dan didalamnya (beliau bersabda): “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan mereka zakat dari harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan dibagikan kepada orang-orang fakir di antara mereka.” Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari.

Pengertian Zakat dan Dfinisninya

Sebagaimana kita ma’lumi bersama bahwa zakat adalah merupakan rukun islam ke dua. Dan Pengertian zakat itu adalah mengambil harta dari hartan yang sudah mencapai nishab untuk di salurkan kepada mustahiqnya. Sebagaimana yang telah diterangkan dalam fiqih seperti berikut;

Kitab Zakat

    وَهِيَ لُغَةً النَّمَاءُ، وَشَرْعاً اِسْمٌ لِمَالٍ مَخْصُوْصٍ يُؤْخَذُ مِنْ مَالٍ مَخْصُوْصٍ عَلَى وَجْهٍ مَخْصُوْصٍ يُصْرَفُ لِطَائِفَةٍ مَخْصُوْصَةٍ (تَجِبُ الزَّكَاةُ فِيْ خَمْسَةِ أَشْيَاءَ وَهِيَ الْمَوَاشِيْ) وَلَوْ عُبِرَ بِالنَّعَمِ لَكَانَ أَوْلَى لِأَنَّهَا أَخَصُّ مِنَ الْمَوَاشِيْ، وَالْكَلَامُ هُنَا فِي الْأَخَصِّ (وَالْأَثْمَانُ) وَأُرِيْدَ بِهَا الذَّهَبُ وَالْفِضَّةُ (وَالزُّرُوْعُ) وَأُرِيْدَ بِهَا الْأَقْوَاتُ (وَالثِّمَارُ وَعُرُوْضُ التِّجَارَةِ) وَسَيَأْتِيْ كُلٌّ مِنَ الْخَمْسَةِ مُفَصَّلاً 

Definisi Zakat

Zakat menurut pengertian bahasa adalah bertambah. Dan menurut pengertian syara’ adalah nama bagi harta tertentu yang diambil dari harta khusus dengan cara yang dikhususkan dan ditasorufka atau disalurkan juga pada golongan yang ditentukan.

Zakat Wajib

(Zakat wajib dilakukan di dalam lima perkara).

Lima perkara tersebut ialah;

  1. hewan ternak. Seandainya mushannif mengungkapkan dengan bahasa “an-na’am”, maka hal itu lebih baik karena bahasa “an-na’am” itu lebih khusus cakupannya daripada bahasa “al-mawasyi”, dan pembahasan di sini adalah di dalam binatang ternak yang lebih khusus.
  2. al-atsman (benda berharga). Yang dikehendaki dengan atsman adalah emas dan perak.
  3. az-zuru’ (pertanian). Yang dikehendaki dengan az-zuru’ adalah bahan makanan yang menguatka (makanan pokok).
  4. buah-buahan.
  5. dan barang dagangan. Masing-masing dari kelimanya akan dijelaskan secara terperinci.

Zakat Binatang Ternak

Pada halaman ini kami hanya aka sampaikan zakat wajib yang pertma yaitu; “Zakta hewan ternak”. Dalam teks asli fiqih Fathul qorib sebagai berikut;

(فَأَمَّا الْمَوَاشِي فَتَجِبُ الزَّكَاةُ فِيْ ثَلَاثَةِ أَجْنَاسٍ مِنْهَا وَهِيَ الْإِبِلُ وَالْبَقَرُ وَالْغَنَمُ) فَلَا تَجِبُ فِيْ الْخَيْلِ وَالرَّقِيْقِ وَالْمُتَوَلِدِ مَثَلاً بَيْنَ غَنَمٍ وَظَبَاءٍ (وَشَرَائِطُ وُجُوْبِهَا سِتَّةُ أَشْيَاءَ) وَفِيْ بَعْضِ نُسْخِ الْمَتْنِ سِتُّ خِصَالٍ (الْإِسْلَامُ) فَلَا تَجِبُ عَلَى كَافِرٍ أَصْلِيٍّ، وَأَمَّا الْمُرْتَدُ فَالصَّحِيْحُ أَنَّ مَالَهُ مَوْقُوْفٌ، فَإِنْ عَادَ إِلَى الْإِسْلَامِ وَجَبَتْ عَلَيْهِ وَإِلَّا فَلَا (وَالْحُرِيَّةُ) فَلَا زَكَاةَ عَلَى رَقِيْقٍ، وَأَمَّا الْمُبَعَضُ فَتَجِبُ عَلَيْهِ الزَّكَاةُ فِيْمَا مَلَكَهُ بِبَعْضِهِ الْحُرِّ. (وَالْمِلْكُ التَّامُ) أَيْ فَالْمِلْكُ الضَّعِيْفُ لَا زَكَاةَ فِيْهِ كَالْمُشْتَرِيْ قَبْلَ قَبْضِهِ لَا تَجِبُ فِيْهِ الزَّكَاةُ، كَمَا يَقْتَضِيْهِ كَلَامُ الْمُصَنِفِ تِبَعاً لِلْقَوْلِ الْقَدِيْمِ، لَكِنَ الْجَدِيْدَ الْوُجُوْبُ (وَالنِّصَابُ وَالْحَوْلُ) فَلَوْ نَقَصَ كُلُّ مِنْهُمَا فَلَا زَكَاةَ (وَالسَّوْمُ) وَهُوَ الرَّعِيُ فِيْ كَلَأٍ مُبَاحٍ فَلَوْ عُلِفَتِ الْمَاشِيَةُ مَعْظَمَ الْحَوْلِ فَلَا زَكَاةَ فِيْهَا، وَإِنْ عُلِفَتْ نِصْفَهُ فَأَقَلَّ قَدْراً تَعِيْشُ بِدُوْنِهِ بِلَا ضَرَرٍ بَيِنٍ وَجَبَتْ زَكَاتُهَا وَإِلَّا فَلَا

Arti Zakat Binatang Ternak dalam bahasa indonesia

Adapun binatang ternak, maka ia wajib mengeluarkan zakat di dalam tiga jenis hewan ternak. Adapun tiga jenis hewan ternak tersebut yaitu unta, sapi dan kambing.

Maka tidak wajib mengeluarkan zakat pada kuda, budak dan binatang yang lahir semisal dari hasil perkawinan kambing dan kijang.

Syarat Wajibnya Zakat Hewan Ternak

Syarat wajibnya zakat ternak ada enam perkara. Dalam sebagian keterangan kitab matan disebutkan dengan bahasa “ situ khishal” yang artinya ; “enam perkara”.

Adapun enam perkara tersebut ialah;

  1. Islam. Maka zakat tidak wajib bagi orang kafir asli. Adapun orang murtad, maka menurut pendapat yang shahih sesungguhnya hartanya dipending terlebih dulu. Jika kembali masuk Islam, maka baginya wajib mengeluarkan zakat. Dan jika tidak, maka tidak wajib.
  2. Merdeka, maka zakat tidak wajib bagi seorang budak. Adapun budak muba’ad (yakni berstatus budak dan merdeka), maka baginya wajib mengeluarkan zakat dari harta yang ia miliki dengan sebagian dirinya yang merdeka.
  3. Milik sempurna. Maksudnya, milik yang lemah tidak wajib untuk dizakati seperti barang yang dibeli namun belum diterima, maka tidak wajib dikeluarkan zakatnya sebagaimana penyesuaian dari perkataan mushannif yang mengikut pada Qaul Qadim, namun menurut Qaul Jadid wajib mengeluarkan zakat.
  4. Sudah mencapai satu nishab.
  5. dan sudah mencapai setahun. Sehingga, kalau masing-masing kurang dari batas tersebut, maka tidak wajib zakat.
  6. Saum, yaitu dikembalakan pada rumput yang mubah. Seandainya binatang ternak tersebut diberi makan selama setahun, maka tidak wajib dikeluarkan zakatnya.

Dan bila binatang ternak tersebut diberi makan selama setengah tahun atau kurang dengan kadar makanan yang mana ternak tersebut bisa hidup tanpa makanan tersebut tanpa mengalami dampak buruk yang jelas, maka wajib dikeluarkan zakatnya. Jika tidak, maka tidak wajib dikeluarkan zakatnya.

Pengertian Zakat Menurut Pan Fiqih Serta Dalil Kefarduannya
Pengertian Zakat Menurut Pan Fiqih Serta Dalil Kefarduannya

Demikian uraian materi tentang; Pengertian Zakat Menurut Pan Fiqih Serta Dalil Kefarduannya  – Mudah mudahan materi ini dapat meberikan manfaat dari inti uraian tersebut. Mohon Abaikan saja uraian kami ini, jika pembaca tidak sependapat.Terima kasih atas kunjungannya. Wallahu A’lamu bish-showab.