Fidyah Puasa Ramadhan Karena Sakit Permanen Atau Meninggal

Diposting pada

Fidyah Puasa Ramadhan Karena Sakit Permanen Atau Meninggal – Barang siapa yang meninggal dunia dan ia masih punya hutang puasa ramadhan karena belum sempat mengqodhonya maka yang baresangkutan wijib difidyahin atau diqodhoin oleh ahli warisnya. Pada halaman ini kami  ini kami Fiqih.co.id in syaa Allah akan memberikan materi rimgkas mengenai perihal tersebut yang dal hal ini adala menurut Fiqih dalam madzhab Syafi’i.

Pada halaman sebelumnya kami sudah menyampaikan materi tentang kifarat puasa akibat sebngaja melakukan hubungan badan padahal ia sedang puasa ramadah.

Daftar Isi

Fidyah Puasa Ramadhan Karena Sakit Permanen Atau Meninggal

Saudara dan saudariku hadaanaallahu wa iyyakum ajma’in. Semua kita tentu sudah memahami mengenai masalah fidyah. Namun barang kali masih ada yang memerlukan bimbingan melalui tulisan. Oleh sebab itu perkenankan kami untuk memberikan materinya terkait fidyah tersebut.

Dan dalam keterangan ini juga kami akan mengutip mengenai Fidyah puasa yang tertinggal karena sakit dan meninggal belum sempat membayarnya  dari Fathul qoribul mujib. Dalam penyapainnya kami akan terangkan secara ringkas semoga nanti bisa difahami oleh para pembaca.

Mukadimah

السّلام عليكم ورحمة الله و بركاته بسم الله الرّحمن الرّحيم * الحمد لله رب العالمين، اللهم صل و سلم على خاتم النبيين سيدنا محمد رسول الله و على اله و صحبه اجمعين، أَمَّا بَعْدُ و  قال تعالى في القرأن العظيم : اعوذ بالله من الشيطان الرّجيم، يُرِيدُ اللّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَ لاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَ لِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ وَ لِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ  ۞ (البقرة  : ١٨٥)ٴ

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadhirat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat serta Salam semoga tetap tercurah ke haribaan Nabi Agung Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam. Pembaca yang kami kagumi rohimakumullah, melalui tulisan ini mari kita beca dengan baik sampai selesai materi ini.

Fidyah Puasa Ramadhan Yang Belum Sempat Dibayar

Ssaudarku semuaa para pembaca berikut ini teks aslinya kami kutip dari Fathul qorib

ٴ(وَمَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامٌ) فَائِتٌ (مِنْ رَمَضَانَ) بِعُذْرِ كَمَنْ أَفْطَرَ فِيْهِ لِمَرَضٍ، وَلَمْ يَتَمَكَّنْ مِنْ قَضَائِهِ كَأَنِ اسْتَمَرَ مَرْضُهُ حَتَّى مَاتَ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ فِيْ هَذَا الْفَائِتِ، وَلَا تَدَارُكَ بِالْفِدْيَةِ، وَإِنْ فَاتَ بِغَيْرِ عُذْرٍ وَمَاتَ قَبْل التَّمَكُّنِ مِنْ قَضَائِهِ (أَطْعَمَ عَنْهُ) أَيْ أَخْرَجَ الْوَلِيُّ عَنِ الْمَيِّتِ مِنْ تِرْكَتِهِ (لِكُلِّ يَوْمٍ) فَاتَ (مُدُّ) طَعَامٍ وَهُوَ رِطْلٌ وَثُلُثٌ بِالْبَغْدَادِيِّ وَهُوَ باِلْكَيْلِ نِصْفُ قَدْحٍ مِصْرِيٍّ، وَمَا ذَكَرَهُ الْمُصَنِفُ هُوَالْقَوْلُ الْجَدِيْدِ وَالْقَدِيْمُ، لَا يُتَعَيَّنُ الْإِطْعَامُ، بَلْ يَجُوْزُ لِلْوَلِيِّ أَيْضاً أَنْ يُصُوْمَ عَنْهُ، بَلْ يُسَنُّ لَهُ ذَلِكَ كَمَا فِيْ شَرْحِ الْمُهَذَبِ وَصَوَّبَ فِيْ الرَّوْضَةِ الْجَزْمَ بِالْقَدِيْمِ

Terjemhan bahasa indonesia tentang orang yang meninggal punya hutang puasa

Barangsiap meninggal dunia, sedangkan dia masih menanggung puasa Ramadlan yang tertinggal sebab ada udzur, seperti orang yang berbuka (di siang hari, pen) karena sakit terus-menerus dan dia tidak dapat membayar (mengqadha) nya sampai meninggal dunia, maka baginya tidak berdosa dan tidak wajib menyusuli membayar fidyah.

Jika tertinggal (terlambat) mengqadla puasanya tanpa ada udzur, kemudian orang tersebut meninggal dunia sebelum mampu mengqadla puasanya, maka hendaknya si wali (orang yang kuasa, pen) mengurusi tinggalannya mayat supaya mengeluarkan makanan setiap hari 1 mud makanan atau 1,1/3 kati Baghdad.

Adapun 1 mud menurut takeran itu ada 1/2 centak negeri Mesir. Keterangan mushannif tersebut itu adalah didasarkan kepada pendapat qaul jadid. Sedangkan menurut qaul gadim, tidak ditentukan harus mengeluarkan makanan, tetapi diperkenankan bagi siwali mayat berpuasa (karena mengqadla puasanya mayat yang tertinggal , pen), malahan sunnah hukumnya berpuasa tersebut. Sebagaimana keterangan yang terdapat di dalam Syarah Muhadz-dzab, dan Imam Nawawi membenarkan keterangan itu di dalam kitab Raudlah dengan lebih mantap kepada pendapat qaul qadim.

Orang Tua yang sudah Lanjut Usia

Adapun Oarang tua yang suadah renta tidak lagi mampu berpuasa ata karena dia sudah pikun maka tidak wajib baginya berpuasa. Namun baginya perlu mengeluarkan satu mud pada setiap harinya. Berikut teks aslinya;

ٴ(وَالشَّيْخُ) وَالْعَجُوْزُ وَالْمَرِيْضُ الَّذِي لَا يُرْجَى بَرَؤُهُ (إِنْ عَجَزَ) كُلٌّ مِّنْهُمْ (عَنِ الصَّوْمِ يُفْطِرُ وَيُطْعِمُ عَنْ كُلِّ يَوْمٍ مُدًّا) وَلَا يَجُوْزُ تَعْجِيْلُ الْمُدِّ قَبْلَ رَمَضَانَ، وَيَجُوْزُ بَعْدَ فَجْرِ كُلِّ يَوْمٍ

Orang tua, orang yang sudah usia lanjut dan orang yang sakit yang sudah tidak dapat diharapkan dapat sembuh kembali, ketika masing-masing dari mereka itu lemah. (tidak kuat) puasa, maka diperkenankan berbuka (tidak berpuasa, pen.) dan hendaknya memberikan makan tiap hari 1 mud.

Keterangan Bagi Yang Sudah Lanjut Usia

Orang tua atau yang sudah usia lanjut yang diperbolehkan tidak berpuasa (wajib) adalah mereka yang jika berpuasa menjadikan dirinya sengsara atau dirasakan sangat berat dan berbahaya. Karenanya orang ini diharuskan membayar fidyah untuk setiap hari (di mana tidak berpuasa) supaya mengeluarkan 1 mud makanan pokok. Misalnya : Beras, jagung dan lain-lain.

Tidak boleh dengan segera (cepat-cepat) mengeluarkan fidyah tersebut sebelum datang bulan Ramadlan dan boleh sebelum fajarnya tiap-tiap hari.

Penjelasan Mengenai Qodho Dan Fidyah Bagi Yang Meninggal

Pertanyaan; Apabila seseorang meninggal duni sedang orang tsrsebut masih punya hutang puasa. Yang bersangkutan sebenarnya sudah disembuhkan Allah, hanya saja belum sempat membayar puasanya. Lalu yang bersangkutan itu meninggal duni, nah oarang yang seperti ini bagaimana cara penyelesainnya?.

Jawab; Orang yang seperti ini boleh diqodho puasanya olah ahli waris, bahkan itu lebih baik dartipada fidyah meskipun dengan cara mengupah menurut qaul qodim.

Sebagaiman disebutkan dalam satu hadits ;

قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامٌ صَامَ عَنْهُ وَلِيُّهُ

Artinya; Sabda Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam,  “Barang siapa meninggal dunia dan baginya masih ada tanggungan puasa, maka berpuasalah walinya untuk atas nama yang bersangkutan”.

Atau difidyahin saja dengan cara meberikan makan kepada orang fakir, setiap per satu hari hutang pusa fidyahnya satu mud. Untuk lebih mudahnya pada setiap satu hari hutang puasa ialah; berilah makan lengkap dengan lauk pauknya yang mencukupi untuk satu hari kepada fakir disesuaikan.

Penjelasan Fidyah Bagi Yang Sakit Permanen

Pertanyaan ; Bagaimana jika seseorang yang sakit terus menerus dan yang bersangkutan bener-benr tidak mampu berpuasa karena sakit. Dan dalam kondisi sakit tersebut yang tak kunjung sembuh bahkan semakin memburuk dan berakhir dengan kematian. Nah orang yang seprti ini bagaimana cara penyelesainanya terkait urusan puasa ramadhan?.

Jawab; orang yang seperti ini tidak wajib qodho puasanya dan tidak pula wajib bayar fidyah puasanya. Selanjutnya antum baca saja pada link ini ⇒ : Fidyah Sholat

Fidyah Puasa Ramadhan
Fidyah Puasa Ramadhan

Demikian uraian ringkas materi tentang; Fidyah Puasa Ramadhan Karena Sakit Permanen Atau Meninggal Mudah mudahan dari uraian ringkas ini dapat meberikan manfaat pada kita semua. Mohon Abaikan saja uraian kami ini, jika pembaca tidak sependapat. Terimakasih atas kunjungannya. Wallahu A’lamu bish-showab, wa bihi nasta’in.