Mayat berhutang, Ternyata Ruhnya masih tergantung pada hutangnya

Diposting pada

Mayat berhutang, Ternyata Ruhnya masih tergantung pada hutangnya –  Pada lembaran ini Fiqih.co.id akan menjelaskan tentang Mayat yang masih berhutang. Setiap ruh yang masih berhutang, maka ruh tersebut tetap brgantung pada hutang sampai dengan dilunasinya.

Daftar Isi

Mayat berhutang, Ternyata Ruhnya masih tergantung pada hutangnya

Terkadang ada orang-orang yang mudah berhutang, tapi sulit membyar. Yng lebih parah lagi hutangnya sampai terbawa mati.

Mukodimah

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ

الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ أَرْسَلَهُ اللهُ رَحْـمَةً لِلْعَالَمِيْنَ ، وَعَلَى اٰلِهِ وَ صَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ

Puji syukur al-hamdulillah kita panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala, Shalawat salam semoga tetap tercurah ke haribaan nabi Muhammad ﷺ. Perkenankan kami pada artikel ini akan menyapaikan tentang Orang meninggal dunia yang mininggalkan hutang. Melalui kesempata ini mari kita kangsung saja ke poko pembassan kita selanjutnya.

Segera memmbayar hutang mayat

Dalam kitab Riyadhush-sholihin pada satu Bab menerangkan tentang Mempercepat bnayar hutang. Sebagaimana yang kami kutip sperti berikut.

بَابُ تَعْجِيْلُ قَضَاءِ الدَّيْنِ عَنِ الْمَيِّتِ وَالْمُبَادِرَةِ إِلَى تَجْهِيْزِهِ إِلَّا أَنْ يَمُوْتَ فُجْأَةً فَيُتْرَكُ حَتَّى يَتَيَقَنَ مَوْتُهُ

Artinya: Menyegerakan Mengembalikan Hutangnya Mayat Dan Menyegerakan Dalam Merawatnya. Kecuali Kalau Mati Secara Mendadak, Maka Perlu Dibiarkan Dulu hingga Dapat Diyakinkan Kematiannya.

Jiwa Seorang mukmin tergantung dengan hutangnya

Ternyata Jiwa seorang mukmin itu masih tergantung karena hutangnya sampai hingga keluarganya membayar. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits seperti berikut:.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ عَنِ النَّبِيِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم قَالَ : نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ. رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ وَقَالَ حَدِيثٌ حَسَنٌ

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi ﷺ sabdanya; “Diri seorang mu’min itu tergantung kerana hutangnya, sehingga hutangnya itu dilunaskan”. Maksudnya bahawa urusannya itu masih tidak dapat diselesaikan,apakah ia selamat dari siksa atau akan binasa kerana siksa. la tetap ditahan sampai hutangnya dipenuhi oleh keluarganya yang masih hidup.

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa, ini adalah Hadis hasan.

Kabaikan Seorang akan jadi pengganti hutangnya

Jika seseorang yang banyak kebaikannya meninggal dunia sementara dia masih berhutang, maka kebaikannya di akhiran untuk pengganti hutangnya. Perihal tersebut diterangkan dalam sebuah hadits sebagai berikut:.

٢٤١٤- (صحيح) حدثنا محمد بن ثعلبة بن سواء، قال: حدثنا عمي بن محمد بن سواء، عن حسين المعلم، عن مطر الوارق عن نافع، عن عمر، “قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ : مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دِيْنَارٌ أَوْ دِرْهَمٌ قُضِيَ مِنْ حَسَنَاتِهِ، لَيْسَ ثَمَّ دِيْنَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ”. [الأحكام، ص: ٥، البيوع]ۥ

Artuinya; Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham”. (HR. Ibnu Majah no. 2414. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Mempercepat Mengubur Mayat

Sebaiknya jenazah seorang mukmin jika sudah jelas ninggalnya segara dimandikan. Kemudian dikafani dishalatkan dan dikuburkan. Jika tdak dalam keadaan darurat jangan dinanti-nantikan menguburnya. Perihal tersebut diterangkan dalam hadits sebgai berikut;

وَعَنْ حُصَيْنِ بْنِ وَحْوَحٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أَنَّ طَلْحَةَ بْنِ الْبَرَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ مَرَضٌ فَأَتَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم يَعُوْدُهُ فَقَالَ : إِنِّي لَا أَرَى طَلْحَةَ إِلَّا قَدْ حَدَّثَ فِيْهِ الْمَوْتُ فَآذِنُوْنِيْ بِهِ وَعَجِّلُوْا بِهِ فَإِنَّهُ لَا يَنْبَغِيْ لِجَيْفَةِ مُسْلِمٍ أَنْ تَحْبَسَ بَيْنَ ظَهْرَانِيْ أَهْلِهِ. رَوَاهُ أبُو دَاوُدَ

Artinya: Dari Hushain bin Wahwah r.a. bahawasanya Thalhah bin al-Bara’ r.a. sakit, lalu didatangi oleh Nabi ﷺ. perlu meninjaunya kemudian beliau ﷺ bersabda; “Sesungguhnya saya tidak melihat Thalhah ini, melainkan ia sudah meninggal dunia. Maka dari itu, semestinya beritahukanlah hal itu padaku dan segerakanlah memberikan perawatan padanya sampai dimakamkan, sebab sesungguhnya saja tidak patut bagi mayatnya seseorang Muslim itu kalau ditahan di antara keluarganya”.

Maksudnya kalau mati siang, kuburkanlah pada siang itu juga, demikian pula kalau malam, juga kuburkanlah pada malam itu juga. (Riwayat Abu Daud)  Kutipan dari Kitab Riyadhus sholihin.

Sebaik orang yang membayar hutang

Jika orang berhutang semestinya ia lebih memperhatikan hutangnya. Hutang jangan sampai ditunda-tunda bila sudah bisa membayar. Sebagaiman disampaikan dalam satu rwayat hadits:

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا شَبَابَةُ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَا حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ سَمِعْتُ أَبَا سَلَمَةَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ خَيْرَكُمْ أَوْ مِنْ خَيْرِكُمْ أَحَاسِنُكُمْ قَضَاءً

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata:. Telah menceritakan kepada kami Syababah. (Dalam jalur lain disebutkan):. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar berkata; Sudah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far keduanya berkata:. Telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Salamah bin Kuhail berkata:

“Aku mendengar Abu Salamah bin ‘Abdurrahman menceritakan dari Abu Hurairah ia berkata:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Sesungguhnya sebaik-baik kalian, atau beliau mengatakan, “dari sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam membayar hutang”.

Mayat berhutang
Mayat berhutang

Demikian Uraian tentang:  Mayat berhutang, Ternyata Ruhnya masih tergantung pada hutangnya Semoga bermanfaat. Abaikan saja uraian kami ini, jika pembaca tidak sependapat.Terima kasih atas kunjungannya. Wallahu A’lamu bish-showab wa billahit-taufiq wal-Hidayah.