Berbuat Baik : Seperti Menolong Kawan Maka Pasti ditolong Allah – Dalam pada ini Fiqih.co.id akan menuliskan Materi tentang; Berbuat baik kepada sesama. Jadi Berbuat baik itu adalah perbuatan mulia yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah maha memantau terhadap segala hal yang kita perbuat.
Daftar Isi
Berbuat Baik : Seperti Menolong Kawan Maka Pasti ditolong Allah
Manusia berbuat baik itu adalah merupakan suatu keniscayaan. Oleh sebab itu sebisa mungkin mesti dapat kita lakukan. Pada dasarnya apa yang kita perbuat itu adalah kembali kepada kita sendiri sebagai pelaku. Dan Semua Perbutan yang telah kita lakukan itu akan bisa kita rasakan langsung balasannya.
Mukadimah
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ، (أَمَّا بَعْدُ) وقال تعالى : وَمَا تَفْعَلُواْ مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللّهَ بِهِ عَلِيمٌ *﯁
Para Pembaca yang kami kagumi Rahimakumullah, mari kita berusaha sebisa mungkin untuk berbuat baik walau hanya sekecil biji kacang atom, sebab sumua perbuatan yang telah kita kerjakan baik atupun buruk itu tidak ada yang hilang dari pantauan Allah Subhanahu wa Ta’ala, olehkarena itu apa yang sudah bisa kita lakukan sekarang ini dari yang ternialai baik, maka bersegeralah untuk dikerjakan jangan menunggu nanti.
Semua Kebaikan yang kita kerjakan pasti Allah mengetahui
Berbuat baik adalah perintah Allah. Sebagaimana Fiman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam al-qur’an:
وَمَا تَفْعَلُواْ مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللّهَ بِهِ عَلِيمٌ (البقرة : ٢١٥)﯁
Artinya: Dan apa saja kebaikan yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah pada perbuatan tersebut Maha Mengetahuinya. (QS. Al-baqarh : 215)
Saudarku muslim beriman yang kami muliakan, secara tekstual dalam ayat tersebut jelas sekali telah menerangkan kepada kita bahwa; semua perbuatan kita tidak ada yang luput dari pengetahuan Alla Ta’ala. Karena Allah maha mengetahui.
Siapapun hamba Allah yang sudah berbuat baik kepada saudranya maka pasti Allah akan membalasanya lebih baik lagi. Dan Allah pasti akan menolongnya.
Allah menolong orang yang menolong hamba-Nya
Allah senantiasa menolong hamba itu selama hamba tersebut masih berbuat baik dalam menolong saudaranya muslim karena Allah. Hal tersebut ditegaskan dalam sebuah hadits;
وَاللهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِيْ عَوْنِ أَخِيْهِ (رواه مسلم نقل من ريض الصالحين، رقم: ٢٤٥، صحيفة: ٨٤)﯁
Artinya: “Dan Allah itu tetap selalu memberikan pertolongan kepada hambaNya, selama hamba itu memberikan pertolongan kepada saudaranya,” (HR. Muslim dikutip dari Kitab Riyadhus Sholihin, No. 245, halaman: 84)
Dalam hadits lain juga diterangkan;
٩٦٦- وَعَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ فِيْ سَفَرٍ إِذْ جَاءَ رَجُلٌ عَلَى رَاحِلَةٍ لَهُ فَجَعَلَ يَصْرِفُ بَصَرَهُ يَمِيْناً وَشِمَالاً. فَقَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: مَنْ كَانَ مَعَهُ فَضْلُ ظَهْرِ فَلْيَعُدْ بِهِ عَلَى مَنْ لَا ظَهْرَ لَهُ، وَمَنْ كَانَ لَهُ فَضْلُ زَادٍ فَلْيَعُدْ بِهِ عَلَى مَنْ لَا زَادَ لَهُ، فَذَكَرَ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ مَا ذَكَرَ حَتَّى رَأَيْنَا أَنَّهُ لَا حَقَّ لِأَحَدٍ مِنَّا فِيْ فَضْلٍ. (رَوَاهُ مُسلِمٌ نقل من ريض الصالحين، رقم: ٩٦٦، صحيفة: ٢٦٢)﯁
Artinya: Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: “Pada suatu ketika; kita sedang bepergian, tiba-tiba datanglah seorang lelaki yang naik di atas kendaraannya,lalu ia menolehkan pandangannya kesebelah kanan dan kiri. Kemudian Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda:
“Barangsiapa yang kelebihan kendaraan, maka hendaklah mempereratkan persaudaraan kepada orang yang tidak mempunyai kendaraan dan barangsiapa yang mempunyai kelebihan bekal, maka hendaklah ra mempereratkan persaudaraan kepada orang yang tidak mempunyai bekal lagi.”
Selanjutnya beliau shollallahu ‘alaihi wa sallam, menyebutkan berbagai macam harta sekehendak yang beliau sebutkan, sehingga kita semua meyakinkan bahwasanya siapapun juga di kalangan kita itu tidak mempunyai hak terhadap apa-apa yang sudah kelebihan dari yang diperlukan. (Riwayat Muslim)
Hadits ini telah memberikan pengertian kepada kita bahwa kiat harus memperbaiki, memper erat hubungan antar sesame. Dan kita juga harus bisa saling menjaga perasaan kemudian kita juga harus seakan mersakan apa yang mereka rasakan.
Membiayai di Jalan Allah
Tentang Orang yang mempunyai kelebihan harta mesti ia bisa menyisihkan unatuk perjuangan orang yang berjuang fi sabilillah. Dalam sebuah hadits juga diterangkan;
٩٦٧- وَعَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ عَنْ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ أَرَادَ أَنْ يَغْزُوَ فَقَالَ: يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِيْنَ وَالْأَنْصَارِ إِنَّ مِنْ إِخْوَانِكُمْ قَوْماً لَيْسَ لَهُمْ مَالٌ وَلَا عَشِيْرَةٌ فَلْيَضُمَّ أَحَدُكُمْ إِلَيْهِ الرَّجُلَيْنِ وَالثَّلَاثَةَ فَمَا لِأَحَدِنَا مِنْ ظَهْرِ يَحْمِلُهُ إِلَّا عُقْبَةً كَعُقْبَةٍ، يَعْنِيْ أَحَدِهِمْ قَالَ: فَضَمَمْتُ إِلَيَّ اِثْنَيْنِ أَوْ ثَلَاثَةَ مَا لِيْ إِلَّا عُقْبَةً كَعُقْبَةٍ أَحَدِهِمْ مِنْ جَمَلِيْ. رَوَاهُ أبُو دَاوُدَ
Artinya: Dari Jabir r.a. dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam. bahwasanya beliau shollallahu ‘alaihi wa sallam. hendak berangkat berperang, lalu bersabda:
Hai sekalian kaum Muhajirin dan Anshar, sesungguhnya di antara saudara-saudaramu ini ada suatu kaum yang mereka itu tidak mempunyai harta dan pula tidak mempunyai keluarga, maka dari itu Seseorang di antara engkau semua hendaklah menggabungkan pada dirinya dua orang atau tiga orang lagi (maksudnya yang tidak mampu itu diberi segala pembiayaannya dalam peperangan).
Maka tiada seorangpun dari kita yang mempunyai kendaraan yang dapat digunakan untuk membawanya (yakni untuk kenaikannya dalam perjalanan), melainkan sama gilirannya seperti giliran yang lain – jadi kalau yang mempunyai kendaraan itu naik selama sejam, maka orang miskin yang digabungkan itupun dapat menaiki selama sejam pula. Jabir berkata: “Saya menggabungkan pada diriku sebanyak dua atau tiga orang. Jadi gilirannya naik untaku tiada lain kecuali sama antara giliran yang satu dengan orang lain. (Riwayat Abu Dawud)
Di Antara Pengertiannya
Berjuang fi sabilillah pada zaman Rasulullah jelas lebih kepada berperang melawan kemusyrikan dan kekafiran. Akan tetapi di era sekarang ini maknanya tetap sama, tapi iplementasinya tentu lebih kedalam bentuk pembinaan ummat agar tetap beriman dan bertaqwa kepada Allah Ta’ala. Selain itu juga bagaimana cara kita berupaya dalam membina ummat supaya ummat ini tetap bisa menjaga persaudaraan, baik sesama muslim maupun yang lainnya selama mereka tidak mengusik aktivitas peribadatan muslim.
Di Antara Kebiasaan Rasulullah
Adapun di antara Kebiasaan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana di terangkan dalam sebuah hadits:
وَعَنْهُ رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قَالَ: كَانَ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم يَتَخَلَّفُ فِي الْمَسِيْرِ فَيُزْجِي الضَّعِيْفَ وَيُرْدِفَ وَيَدْعُوْ لَهُ. رَوَاهُ أبُو دَاوُدَ بإسناد حسن
Artinya: Dari Jabir r.a. pula, katanya: “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam. selalu membelakang di waktu dalam perjalanan, maka beliau membimbing orang yang lemah dan menaikkan di belakangnya – dalam kendaraan yang dinaikinya, juga mendoakan padanya.” Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.
Dalam pemahaman kami, hadits ini memberikan pengertian kepada kita bahwa; Bagi orang yang mempunyai kelebihan ilmu, maka mesti ia selalu membimbing dan mengarahkan melalui ilmunya dengan baik kepada yang lemah ilmunya. Bagi orang yang mempunyai kelebihan harta, maka mestinya ia bisa berbagi dengan orang yang di bawahnya. Dan Bagi orang yang dipercaya sebagai penguasa pada suatu wilayah, maka mestinya ia memantau, memperhatikan dan menggiringinya dari belakang dengan ‘arif dan bijak sehingga masyrakat yang di bawahnya mersa terlindungi dan ter ayomi.
Pemahaman Kami Tentang Uraian di atas:
Saudarku muslim muslimat pembaca yang kami banggakan. Beberapa keterangan di atas dari ayat alqur’an dan hadits nabi itu merupakan dalil atau petunjuk bagi kita ummat islam di antaranya adalah;
- Kita mesti menyadari sepenuhnya, bahwa apapun yang telah kita perbuat, baik ataupun buruk, besar maupun kecil, sengaja atau tidak, nampak atau tidak nampak menurut pandangan manusia, maka semua itu tidak sehelai rambutpun yang bisa lepas dari pandangan Allah Subhanu wa Ta’ala.
- Semestinya Kita harus betul-betul menyadari, bahwa apapun yang sudah kita perbuat, itu pasti ada balasannya tidak boleh diragukan, cepat atau lambat, masih hidup di dunia atau nanti setelah di akhirat.
- Kita harus sadar sepenuh hati dan keyakinan, bahwa di saat kita sedang menolong saudara kita yang sedang sangat membutuhkan pertolongan, maka pasti kita pun tetap berada dalam pertolongan Allah ‘azza wa jalla selama kita masih menolong mereka.
- Jembarkan hati kita untuk memberikan bantuan kepada yang perlu bantuan sesuai kemampuan kita masing-masimg.
- Bimbing saudara kita yang lemah dalam segala hal jika kita mersa punya sedikit kelebihan dari mereka.
Demikian uraian materi tentang; Berbuat Baik : Seperti Menolong Kawan Maka Pasti ditolong Allah – mudah-mudahan pembaca terinspirasi dan bermafa’at untuk kita semua. Abaikan uraian ini jika tidak sependapat dengan pembaca.