Sebelum Sholat Subuh Sunnah Berbaring Setelah Dua Roka’at Fajar

Diposting pada

Sebelum Sholat Subuh Sunnah Berbaring Setelah Dua Roka’at Fajar  – Saudara dan saudari semua para ikhwan Rahimkumullah. Pada halaman ini Fiqih.co.id akan memberikan materi tentang; Hukum Berbaring Setelah Sholat Fajar.

Adapun mengenai uraian dalam sunnahnya berbaring setelah melaksanakan sholat sunah fajar dua rakaat sebelum menunaikan sholat subuh akan kami tulis secara singkat di bawah ini.

Daftar Isi

Sebelum Sholat Subuh Sunnah Berbaring Setelah Dua Roka’at Fajar

Setelah sholat sunnah fajar dua roka’at disunnahkan berbaring. Pada halaman ini kita terangkan secara singkat dan jelas. Lalu bagaimana yang sebaiknya?. Perihal tersebut diterangkan dalam bahasan Riyadhus Sholihin. Dan untuk lebih jelasnya silahkan simak ulasan berikut ini dengan baik.

Sunnah Berbaring Setelah dua rakaat Sunnah Fajar

Jika ada kesempatan, maka seyogianya selesai menunaikan sholat sunnah fajar itu bebaring dulu sambil menunggu iqamah untuk sholat subuh berjama’ah. Perihal ini diterangkan dalam Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi, Kitab Al-Fadhail sebagai berikut;

Bab Sunnah Berbaring Ba’da Rok’atail-Fajri

بَابُ اسْتِحْبَابِ الْاِضْطِجَاعِ بَعْدَ رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ عَلَى جَنْبَيْهِ الْأَيْمَنِ وَالْحَثِّ عَلَيْهِ سَوَاءٌ كَانَ تَهَجَّدَ بِاللَّيْلِ أَمْ لَا

Artinya: “Bab Tentang Sunnahnya Berbaring Setelah Sholat Dua Rakaat Qabliyah Shubuh dengan Sisi Tubuh yang Kanan, Baik Itu Sudah Sholat Tahajud maupun Tidak”

عَنْ عَائَشِةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا صَلَّى رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ اِضْطَجَعَ عَلَى شَقِّهِ الْأَيْمَنِ، رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ

Artinya: “Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, “Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah sholat dua rakaat (sebelum) Shubuh, beliau berbaring di atas sisi tubuhnya yang kanan.” [HR. Bukhari, no. 1160]

Dalam hadits lain Sunnah berbairing diterangkan

وَعنْهَا قَالَتْ: كانَ النبيُّ ﷺ يُصَلِّي فِيمَا بيْنَ أَنْ يفْرُغَ مِنْ صَلاَةِ الْعشَاءِ إلَى الْفجْرِ إحْدَى عَشْرَةَ رَكْعةً يُسَلِّمُ بيْنَ كُلِّ ركعَتيْنِ، ويُوتِرُ بِوَاحِدَةٍ، فَإذا سَكَتَ المُؤَذِّنُ مِنْ صلاةِ الْفَجْرِ، وتَبيَّنَ لَهُ الْفَجْرُ، وَجاءَهُ المُؤَذِّنُ، قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتيْن خَفِيفَتَيْنِ، ثُمَّ اضْطَجَعَ عَلى شِقِّه الأَيْمَنِ، هكَذَا حَتَّى يأْتِيَهُ المُؤَذِّنُ للإِقَامَةِ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Artinya: “Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan sholat antara sholat Isya sampai sholat Shubuh sebanyak sebelas rakaat. Beliau salam setiap dua rakaat dan melakukan sholat witir satu rakaat.

Kemudian jika muazin telah selesai azan Shubuh dan fajar sudah terang, dan beliau didatangi oleh muazin (untuk memberitahukan waktu Shubuh), beliau lalu berdiri melakukan sholat dua rakaat yang ringan. Setelah itu beliau berbaring di atas sisi badannya yang kanan, demikian sampai muazin datang kepada beliau untuk mengumandangkan iqamah.” [HR. Muslim, no. 736]

Disunatkan berbaring setelah qoblyah shubuh

وعنْ أَبي هُريرةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قالَ: قالَ رسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذا صَلَّى أَحَدُكُمْ ركْعَتَيِ الفَجْرِ فَلْيَضطَجِعْ عَلى يمِينِهِ. رَوَاه أَبو دَاوُدَ، وَالتِّرمِذِيُّ بأَسانِيدَ صحيحةٍ. قالَ الترمذي: حديثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Artinya: “Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian telah melakukan sholat dua rakaat qabliyah Shubuh, maka berbaringlah di atas sisi tubuhnya yang kanan.”

(HR. Abu Daud dan Tirmidzi dengan sanad shahih, Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih) [HR. Abu Daud, no. 1261 dan Tirmidzi, no. 420. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih]

Faedah Hadits Berbaring

Berbaring yang paling bagus adalah jika berbaring pada sisi kanan.

Disunnahkan berbaring setelah menunaikan sholat sunnah fajar, sebelum melaksanakan sholat Shubuh.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menunaikan Sholat malam adalah sebelas rakaat dilakukan dengan dua rakaat satu kali salam, yakni dua rakaat salam-dua rakaat salam.

Itulah maksud hadits lain dari Aisyah yang menerangkan sholat malam Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam empat rakaat salam, empat rakaat salam (dikerjakan dua rakaat salam, dua rakaat salam).

Jadi Pada Sholat Shubuh ini memiliki sholat sunnah qabliyah (disebut sholat sunnah Fajar). Maka Siapa saja yang luput dari sholat ini bisa mengerjakannya setelah sholat Shubuh.

Imam keluar untuk sholat ketika manusia berkumpul

Lebih afdhol imam menghadiri sholat berjamaah ketika iqamah akan ditegakkan, dan sholat rawatibnya ia kerjaka di rumah.

Bagi siapa berbaring?

Bagi siapakah ditujukan tidur setelah sholat sunnah qabliyyah shubuh tersebut?

Kata Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah bahwa perintah tersebut ditujukan kepada imam karena imam diperintahkan untuk melakukan sholat sunnah di rumah.

Imam pun ditunggu, berbeda dengan makmum. Kalau makmum melakukan seperti itu saat melaksanakannya di rumah lantas ia tertidur, maka bisa jadi ia akan tertinggal dari sholat Shubuh itu sendiri.

Apakah bagi setiap orang?

Apakah berlaku bagi setiap yang melaksanakan qabliyyah Shubuh?

Kata Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah bahwa perintah ini lebih tepat ditujukan pada orang yang melakukan sholat tahajjud (sholat malam) dan mereka menuai lelah atau capek sehingga butuh akan istirahat sejenak seperti itu.

Pendapat lain tentang berbaring

Namun pendapat dari Imam Nawawi dalam judul bab Riyadhus Sholihin adalah umum untuk yang melaksanakan sholat tahajjud ataukah tidak, wallahu a’lam.

Referensi:

  1. Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Jilid kedua.
  2. Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan ketiga, Tahun 1427 H. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. Penerbit Madarul Wathan. Jilid kelima.
Sebelum Sholat Subuh Sunnah Berbaring Setelah Sholat Fajar
Sebelum Sholat Subuh Sunnah Berbaring Setelah Sholat Fajar

Demikian Penyampaian Materi tentang; Sebelum Sholat Subuh Sunnah Berbaring Setelah Dua Roka’at Fajar  – Semoga uraian ini bermanfaat dan menmbah ilmu pengetahuan untuk kita semua. Mohon abaikan saja uraian ini bila pembaca merasa kurang nyaman atau tidak sependapat dengan kami. Terimakasih.