Dzikir 70.000 : Fatwa Para Masyayikh Membacanya Untuk ‘Ataqah

Dzikir 70.000 : Fatwa Para Masyayikh Membacanya Untuk ‘Ataqah Pada kesempatan kali ini Fiqih.co.id akan menerangkan Fatwa Para Masyayikh. Yaitu tentang membaca 70.000 dzikir LA ILAHA ILLA LLAH yaitu dzikir untuk membuat ‘Ataqah.

Daftar Isi

Dzikir 70.000 : Fatwa Para Masyayikh Membacanya Untuk ‘Ataqah

Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam pembahasan yang ke 10  ini Fiqih.coid akan menyampaikan  tentang Fatwa Para Masyayikh terkait bacaan tahlil 70.000 kali. Dan untuk lebih jelasnya silahkan ikut ulasannya di bawah ini.

Mukadimah

السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ  أَشْهَدُ أَنْ لاإِلهَ إِلا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله   اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ:  أَمَّا بَعْدُ

Puji dan Syuku Senantiasa kita panjatka ke hadhirat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sholawat dan Slam-Nya Semoga tetap tercurah ke hadirat nabi Agung Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam. Selanjutnya mari kita simak bersama uaraian Fiqih.co.id

Wasiyat Syaikhul Akbar Muhyiddin al-Arabi

Syakhul Akbar Muhyiddin bin al-Arabi pernah berwasiat untuk menjaga dan mengerjakan amalan yang dapat membebaskan seorang hamba dari api neraka. Yakni dengan membaca Laailaha Illallah sebanyak tujuh puluh ribu kali. Karena dengan bacaan sebanyak itu sesungguhnya Allah SWT akan membabaskan seorang hamba dari api neraka atau membebaskan orang yang dihadiahi bacaan itu.

Fatawa Syaikh Muhammad   Nawawi bin ‘Amr al-Jawi

Syaikh Muhammad Nawawi bin ‘Amr al-Jawi Rahimahullah berkata: “Bacaan Laailaha Illallah sebanyak ini (tujuh puluh ribu kali) disebut ataqatash-ssughra (pembebasan kecil). Sebagaimana halnya surat al-Ikhlash ketika dibaca sampai seratus ribu kali disebut ataqatal-kubra (pembebasab besar), walaupun hal itu dilakukan pada jarak beberapa tahun, karena tidak disyaratkan untuk berturut-turut.

Jawaban Ibnu Taimiyah

وَسُئِلَ عَمَّنْ هَلَّلَ سَبْعِينَ أَلْفَ مَرَّةٍ وَأَهْدَاهُ لِلْمَيِّتِ يَكُونُ بَرَاءَةً لِلْمَيِّتِ مِنْ النَّارِ حَدِيثٌ صَحِيحٌ؟ أَمْ لَا ؟ وَإِذَا هَلَّلَ الْإِنْسَانُ وَأَهْدَاهُ إلَى الْمَيِّتِ يَصِلُ إلَيْهِ ثَوَابُهُ أَمْ لَا ؟ الْجَوَابُ فَأَجَابَ : إذَا هَلَّلَ الْإِنْسَانُ هَكَذَا : سَبْعُونَ أَلْفًا أَوْ أَقَلَّ أَوْ أَكْثَرَ . وَأُهْدِيَتْ إلَيْهِ نَفَعَهُ اللَّهُ بِذَلِكَ وَلَيْسَ هَذَا حَدِيثًا صَحِيحًا وَلَا ضَعِيفًا . وَاَللَّهُ أَعْلَمُ . (مجموع فتاوى ابن تيمية : ج ٥ : ص: ٤٧١

“Ibnu Taimiyah ditanya tentang orang yang Tahlil 70.000 kali dan menghadiahkan kepada mayit untuk membebaskannya dari neraka. Apakah ini hadis sahih? Dan jika seseorang membaca Tahlil dan menghadiahkan kepada mayit apakah pahalanya sampai atau tidak? Ibnu Taimiyah menjawab:. Jika seseorang membaca Tahlil 70.000 kali, kurang atau lebih dan dihadiahkan kepada mayit, maka Allah akan memberi manfaat kepadanya dengan Tahlil tersebut. Ini bukan hadis sahih dan dlaif” (Majmu’ al-Fatawa 5/471)

Amaliah Abu Zaid al-Qurthubi

وَقَالَ أَبُوْ الْعَبَّاسِ أَحْمَدُ الْقَسْطَلَانِي سَمِعْتُ الشَّيْخَ أَبَا عَبْدِ اللهِ الْقُرَشِي يَقُوْلُ سَمِعْتُ أَبَا زَيْدٍ الْقُرْطُبِي يَقُوْلُ فِي بَعْضِ الْآثَارِ أَنَّ مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ سَبْعِيْنَ أَلْفَ مَرَّةٍ كَانَتْ فِدَاءَهُ مِنَ النَّارِ، فَعَمِلْتُ ذَلِكَ رَجَاءَ بَرَكَةِ الْوَعْدِ، فَفَعَلْتُ مِنْهَا لِأَهْلِي وَعَمِلْتُ أَعْمَالًا أِدَّخَرْتُهَا لِنَفْسِي (الْمُسْتَطْرِفْ فِيْ كُلِّ فَنٍّ مستطرف – ج ١: صحيفة:  ٤٨٣ شهاب الدين محمد بن أحمد أبي الفتح الأبشيهي دار الكتب العلمية :بيروت

“Abu al-Abbas Ahmad al-Qasthalani berkata:. Saya mendengar Syaikh Abu Abdillah al-Qurasyi berkata:. Saya mendengar Abu Zaid al-Qurthubi (473 H) berkata dalam sebagian atsar, bahwa orang yang mengucapkan La ilaha illa Allah 70.000 kali, akan menjadi penebus baginya dari nereka. Saya mengamalkannya mengharap berkah janji. Kemudian saya mengamalkan sebagiannya untuk keluarga saya, dan saya mengamalkan beberapan amalan yang saya investasikan untuk saya sendiri”. (Syihabuddin al-Absyihi dalam al-Mustathrif, 1/483)

Wasiat Ibnu al-‘Arabi

قال ابْنُ الْعَرَبِيِّ أُوصِيك بِالْمُحَافَظَةِ عَلَى شِرَاءِ نَفْسِك مِنْ اللَّهِ تَعَالَى بِأَنْ تَقُولَ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ سَبْعِينَ أَلْفًا ، فَإِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَعْتِقُكَ وَيَعْتِقُ مَنْ تَقُولُهَا عَنْهُ مِنْ النَّارِ وَرَدَ بِهِ خَبَرٌ نَبَوِيٌّ . (فيض القدير للمناوي – ج ٦ / ص ٢٤٥ ومنح الجليل شرح مختصر خليل لخليل بن اسحاق – ج ١٦ / ص ١٧٢

“Ibnu al-Arabi berkata: Saya berwasiat kepadamu untuk terus ‘membeli dirimu’ dari Allah (dibebaskan dari siksa) dengan mengucapkan La ilaha illa Allahu, 70.000 kali, maka Allah akan membebaskanmu dan orang yang kau bacakan kalimat tersebut dari neraka, sebagaimana disampaikan dalam sebuah hadis” (Faidl al-Qadir 6/245 dan Minah al-Jalil, 16/172)
Fatwa al-Qarafi al-Maliki

قَالَ الرَّهُونِيُّ وَالتَّهْلِيلُ الَّذِي قَالَ فِيهِ الْقَرَافِيُّ يَنْبَغِي أَنْ يُعْمَلَ هُوَ فِدْيَةُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ سَبْعِينَ أَلْفِ مَرَّةٍ حَسْبَمَا ذَكَرَهُ السَّنُوسِيُّ وَغَيْرُهُ هَذَا الَّذِي فَهِمَهُ مِنْهُ الْأَئِمَّةُ (أنوار البروق في أنواع الفروق – ج ٦ : صحيفة:  ١٠٥)

“ar-Rahuni berkata: Tahlil yang dikatakan oleh al-Qarafi yang dianjurkan untuk diamalkan adalah doa fidyah La ilaha illa Allahu, sebanyak 70.000 kali. Terlebih disebutkan oleh as-Sanusi dan lainnya. Inilah yang difahami oleh para imam” (Anwar al-Buruq 6/105)

Masih Banyak lagi fatwa-fatwa para masyayikh tentang bacaan dzikir 70.000. Dan untuk membaca lanjutannya silahkan kilik pada link ini Fatwa Dzikir 70.000 : Beberapa Penjelasan Tentang Bolehnya

Dzikir 70000 Fatwa Para Masyayikh Membacanya Untuk 'Ataqah.jpg
Dzikir 70000 Fatwa Para Masyayikh Membacanya Untuk ‘Ataqah.jpg

Demikian ulasan tentang Dzikir 70.000 : Fatwa Para Masyayikh Membacanya Untuk ‘Ataqah. – Semoga bermanfaat untuk kita semua terutama yang sefaham dengan kami. Mohon Abaikan saja uraian kami ini, jika pembaca tidak sependapat. Terima kasih atas kunjungannya. Wallahu A’lamu bish-showab.